cerpen - Perasaan terpendam

                                         Perasaan Terpendam


               

                   










                         Pagi yang cerah. Ini adalah awal dari semua aktivitasku. Setelah sekian lama tidak menjalani aktivitas seperti biasanya. Lebih tepatnya menjadi seorang siswa yang seperti biasanya. Namun, entah mengapa mataku tertuju pada sesosok laki – laki yang sebelumnya aku pernah melihatnya. Tapi kali ini benar – benar berbeda setelah aku melihatnya lagi. Laki – laki itu benar – benar mirip dengan seseorang yang aku sukai pada saat aku kelas 1 SMA, tapi orang yang ku sukai sudah pindah dari sekolah ini. Ternyata tidak di sangka aku harus benar – benar bersama dengannya di dalam satu ruangan. Ini sangat aneh dan aku sangat tidak percaya akan hal ini. Sekelas dengan seorang laki – laki yang mirip dengan laki – laki yang ku suka?? Tidak mungkin!!!

Tiba – tiba ada yang memanggilku dari belakang.

“Tria!!!”. teriak Liza dari belakang dan menghampiriku.

Ya, “Tria” adalah nma panggilan ku dan Liza adalah sahabat ku.

“Liza!! Apa kabar?”.

“aku baik – baik aja,km gimana kabarnya?”.

“aku juga baik. Hmm.. kita beda kelas”. Dengan wajah yang murung dan sedih menatap Liza.

“ia kita beda kelas, tapi tenang aja guys kita masih bisa ketemu kok!!” sambil menenangkan Tria.

Bel pun berbunyi dan aku pun berpisah dengan Liza. Ketika aku di kelas, entah mengapa aku menatap laki – laki itu. Setiap dia berada di kelas atau dimana pun dia berada mataku tak bisa lepas dari arahnya. Setelah aku mengetahui namanya “Rio” aku pun semakin terus menatapnya dan aku pun tak tau mengapa aku terus melihatnya.

                      Hari terus berganti. Aku tak pernah berhenti menatapnya walau terkadang cukup aneh jika ada seseorang yang mengetahui jika aku sering menatap Rio. Aku pun bercerita pada sahabatku Liza tentang apa yang aku alami dan mengapa aku terus melihatnya. Dengan singkat Liza berkata bahwa aku menyukainya. Aku merasa perkataan Liza tadi adalah lelucon. Aku pun sama sekali tidak dekat dengannya dan berbicara pun aku tak pernah padanya. Apakah itu yang di namakan aku menyukainya?. Benar – benar gila. Aku mengetahui bahwa Rio memiliki banyak teman wanita. Namun hal itu tidak masalah bagi ku dan sama sekali tidak mengganggu ku. Tapi setelah aku tahu bahwa Rio menyukai seorang wanita. Aku hentikan niatku untuk dekat dengannya dan menyukainya. Mulai saat itu aku putuskan untuk tidak menatapnya dan menyukainya. Namun perasaan aneh itu datang lagi, aku tak dapat menahannya. Terkadang aku melihatnya walaupun sekilas itu sudah cukup bagiku.

                          Pada saat aku menatap ke arahnya, tiba – tiba dia menoleh ke arahku. Aku pun mengalihkan pandangan ke arah lain. Aku pun bertannya dalam hati “ apakah dia sudah mengetahui kalau aku sering menatapnnya?”. Aku pun semakin bingung. Hal itu pun sering terjadi jika aku menatapnya. Bahkan tatapannya padaku cukup tajam, sepertinya aku harus benar – benar menjaga perasaanku padanya mungkin lebih tepatnya lagi aku harus menghilangkan kebiasaan ku yang terus menatapnya. Aku akan bersikap tenang dan seolah – olah aku tidak mempunyai perasaan sama sekali padanya. Mungkin hal itu yang ia inginkan. Namun , kerap kali aku menatap ke arahnya dan saling pandang dengannya. Aku pun tidak tau apa maksunya ia menatap ku juga. Dan akhirnya aku putuskan pandangan mataku ke arah yang lain.

                            Hari terus berlalu,bulan terus berganti. Tatapan tajam dari matanya selalu membuat ku terus menjaga perasaan ku agar tidak terlihat dan menghilangkanya. Entah kenapa aku tak bisa menghilangkanya. Aku terus menatapnya tanpa aku mengetahui sebabnya. Setelah aku berfikir panjang, aku memutuskan untuk tidak menghilangkan perasaan ku ini karena sulit bagiku untuk menghilangkanya dan aku akan memendam perasaanku dalam – dalam. Mungkin hal itu lebih baik. Dan aku akan tetap bersikap bahwa aku tidak menyukainya..

karya : Putti endah p.
N.B : kalau mau copy paste join dulu ya..
=) 

Komentar

Postingan Populer