Pulang by Tere Liye

Pulang by Tere Liye 



Next novel by Tere Liye. Novel ini aku beli bersamaan dengan novel Sunset &Rosie dan Rindu. Abaikan penampilan atau aksesories yang norak ini. Karena aku bukan fotografer mohon dimaklumi :') 

Judul: Pulang
Penulis: Tere Liye
Penerbit: Republika
Tahun Terbit: 2016
Jumlah Halaman: 400 HLM
ISBN:  978-6020-822-12-9 

Bujang, anak pedalaman Sumatera yang tak kenal rasa takut. Umurnya 15 tahun pada saat ia memulai perburuan pertamanya bersama dengan rekan ayahnya, yaitu Tauke Muda. Pada saat itu pula ia diadopsi oleh Tauke Muda dan membuat Bujang meninggalkan tempat kelahirannya.
Awalnya Bujang hanya ingin menggunakan kekuatannya saja, karena ia merasa harus mengikuti jejak sang kakek serta ayahnya yang merupakan penjagal/pewara (semacam itulah). Namun, Tauke tidak mengizinkannya karena ia telah melihat kecerdasan dari Bujang. Akhirnya, Kopong membujuk Tauke untuk mengizinkan Bujang belajar sambil menguasai teknik bela diri.
Bujang kini menguasai dua ilmu sekaligus yang membuatnya menjadi orang kepercayaan Tauke untuk masalah bisnis keluarga Tong. Banyak yang dilalui Bujang, hingga sampai pada saatnya Bujang terkhianati oleh orang-orang kepercayaannya sendiri. 

Kisah ini seperti nyata, terutama dalam hal informasi tentang Shadow Economy yang diberikan oleh penulis. Tokoh Bujang membuatku benar-benar terhanyut dalam cerita tersebut. Adegan favoritku adalah pada saat penyerbuan Kasino, di mana Bujang harus bertemu dengan ketua dari Keluarga LIN di lantai 40 dengan sistem keamanan yang cukup bagus serta banyaknya tukang pukul dari keluarga LIN yang berjaga di luar ruangan. Pada saat itu Bujang tidak boleh membawa senjata tajam serta benda yang dapat membahayakan ketua. Karena kesepakatan dengan ketua kurang berjalan lancar, akhirnya Bujang dengan cepat melempar sesuatu dan membuat ketua terduduk dan terlihat seperti bermeditasi. Teknik membunuh yang sangat bagus, tak menimbulkan kegaduhan kalau saja tak ada seorangpun yang akan menghampiri ketua. 

Di novel ini banyak adegan action dan seakan-akan sedang menonton sebuah film. Itupun kalau bacanya dengan fokus dan serius. hihihi.... Ada satu lagi, pada saat Bujang belajar menembak dengan Salonga. Ada beberapa nasihat dari Salonga yang ia tuturkan kepada Bujang; 
"Penembak yang baik selalu tahu persis kekuatan pistolnya, Bujang. Dia tahu pelurunya akan tiba di mana, bisa menembus apa saja, dan semua tabiat pistolnya. Bagi penembak, pistol ibarat kekasih hati, dia memahaminya dengan baik. Kau sudah tahu, mau sampai kapan pun pistolmu akan terus menembus kaleng karena ia terlalu kuat. Maka jika misimu adalah memasukkan peluru ke dalam kaleng, pikirkan cara lain. Letakkan dua kaleng, atau apapun yang bisa membuatnya melambat, bukan malah menyesuaikan pistolmu, bukan benda mati yang memahamimu." - hlm 178.

Masih banyak lagi filosofi dari benda-benda mati atau kejadian tertentu yang dapat diambil pelajarannya. Walaupun ada beberapa adegan kekerasan di dalamnya, tapi itu semata-mata hanya untuk pembelaan diri dan memang seperti itu cara mereka di dunianya yang hitam. 
Buku ini sangat recomended banget!

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer